Kalau kebetulan kamu ingin belajar lebih tentang kinetika, kamu bisa menyimak pembahasannya yang ada di sini. Setelahnya, kamu bisa mengerjakan kuis berupa latihan soal untuk mengasah kemampuan belajarmu.

Di suatu pagi yang indah, kita hendak membuat segelas teh manis dari teh celup dan gula secukupnya. Tentunya ketika kita melarutkan gula ke dalam teh, kita menggunakan air panas, mengapa? Sebab ketika kita melarutkan gula ke dalam air panas terlihat bahwa gula lebih cepat larut dibanding bila kita menggunakan air dingin. Nah, hal hal yang berkaitan dengan cepat atau lambatnya suatu proses atau perubahan terjadi inilah yang dipelajari dalam chemical kinetics.

Seperti kita ketahui ada berbagai macam reaksi kimia yang dapat kita jumpai sehari-hari dan memiliki laju yang berbeda. Apabila kita membakar selembar kertas reaksi akan berlangsung cepat dengan waktu reaksinya dalam hitungan detik, sementara pengaratan besi berlangsung lambat dan membutuhkan waktu berhari-hari. Faktor apa sajakah yang mempengaruhinya? Atau, yang lebih mendasar lagi, bagaimana para ahli kimia mengukur laju reaksi dan standarisasinya? Semua jawabannya dapat kita temui pada topik kinetika ini.

Perkembangan ilmu kinetika kimia dimulai pada 1864 ketika Peter Waage dan Cato Guldberg mengemukakan hukum ‘aksi massa’ (law of mass action) yang berbunyi: ‘laju reaksi berbanding lurus dengan jumlah zat yang bereaksi. Ilmuwan berikutnya yang berperan besar adalah Van’t Hoff melalui publikasinya pada 1884 yang berjudul “Etudes de dynamique chimique” dimana ia juga mendapat Nobel Kimia pada 1901 untuk studinya tentang dinamika kimia ini.